Rabu, 12 Desember 2012

Kerajinan Palembang

1. Sewet Songket
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *




Sewet Songket adalah kain yang biasanya dipakai atau dikenakan sebagai pembalut bagian bawah pakaian wanita. Biasanya sewet ini berteman dengan kemben atau selendang.

Bahan Sewet Songket ini ditenun secara teliti dengan menggunakan benang. Ciri khas songket Palembang terletak pada kehalusan dan keanggunannya sangat menonjol serta motifnya tidak sama dengan motif kain songket daerah lain.

Oleh karena itu sewet songket ini dibuat dengan bahan yang halus dan seni yang tinggi, maka harganya cukup mahal. Biasanya dipakai pada waktu tertentu pada saat perayaan perkawinan.

Pakaian Songket lengkap dan dikenakan oleh penganten, biasanya dengan Aesan Gede (kebesaran), Aesan Penganggon (paksangko), Aesan Selendang mantri, Aesan Gandek (gandik) dan sebagainya.

Macam-macam Kain Songket

1. Songket benang mas Lepus dan warna warni

2. Songket benang mas Lepus biasa

3. Songket benang mas Lepus Jando Beraes

4. Songket benang Jando Penganten

5. Songket benang emas Bungo Inten

6. Songket benang emas Tretes Midar atau Bidar

7. Songket benang emas Pulir Biru

8. Songket benang emas Kembang Siku Hijau

9. Songket benang emas Bungo Cino

10. Songket benang emas Pacik

11. Songket benang emas Cukitan

2. Sewet TanjungA
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *


Sewet Tajung adalah kain yang khusus dipakai untuk laki-laki. Kalau wanita ada kain Tajung khususnya pula yang disebut dengan kain Tajung Blongsong. Sedangkan kain Tajung khusus untuk pria adalah yang disebut dengan Gebeng dan ada lagi yang disebut dengan Tajung Rumpak atau Tajung Bumpak. Sewet Tajung ini dalam pembuatannya memakai benang emas walau tak penuh.

Macam-macam Sewet Tajung adalah:

1. Limar

2. Limar Patut

3. Petak-petak berwarna

4. Geribik

5. Belongsong

3. Sewet Pelangi dan Jumputan
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *




Kain Pelangi ini sangat beraneka ragam dan sangat indah. Bahannyapun dari benang kain sutra serta cat khusus yang tidak luntur. Pembuatannya tetap secara tradisional.

Sewet Pelangi permukaannya licin dan halus serta bisa dikepal dengan tangan sedangkan kain atau sewet jumputan itu bunga-bunganya tampak seperti dijemput-jemput dengan benang sewaktu perebusan sehingga selesainya menjadi indah dan bagus.

4. Sewet Peradan
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *


Sewet peradan disebut juga Sewet Prada. Kain yang sudah jadi kemudian di Prada dengan cat emas yang khusus untuk mengecat kain. Biasanya kain yang di Prada adalah kain yang bagus baik bahan maupun motifnya.

5. Sewet Batik Palembang
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *




Selain kain-kain yang disebut diatas ada juga kain Batik. Batik Palembang mempunyai ciri khusus dengan motif yang halus dan warnanya yang manggis. Sewet Batik Palembang yang terkenal adalah Sewet Batik Jepri dan Batik Lasem.

6. Seni Ukir
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *




Dalam pola atau bentuk ukiran kayu, dua elemen penting yang tidak dapat dipisahkan dari penjelmaan sesuatu pola, khususnya dalam motif dan teknik penyusunan selain berfungsi sebagai nilai artistik dan ventilasi (lobang angin) juga mempunyai fungsi bermakna filosofi.

Seperti kita temui di bangunan-bangunan lama rumah Palembang dan bangunan lainnya banyak ditemui ukiran-ukiran kayu yang indah dan menarik sehingga menampakkan keanggunan dan keagungan budaya negeri dan masyarakat pembuatnya.

Museum Bala Putra Dewa



Museum ini dibangun pada tahun 1877 dengan arsitektur tradisional Palembang di atas area seluas 23.565 meter persegi dan diresmikan pada tanggal 5 November 1984. Pada mulanya museum ini bernama Museum Negeri Propinsi Sumatera Selatan, selanjutnya berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1223/1999 tanggal 4 April 1990. Museum ini diberi nama Museum Negeri Propinsi Sumatera Selatan “Bala Putra Dewa”

Nama Bala Putra berasal dari nama seorang raja Sriwijaya yang memerintah pada abad VIII-IX yang mencapai kerajaan maritim.

Di museum ini terdapat koleksi yang menggambarkan corak ragam kebudayaan dan alam Sumatera Selatan. Lokasinya terdiri berbagai benda histrografi, etnografi, feologi, keramik, teknologi modern, seni rupa, flora dan fauna serta geologi. Selain terdapat rumah limas dan Rumah Ulu Ali, kita dapat mengunjunginya dengan menggunakan kendaraan umum trayek km 12.