Rabu, 26 Desember 2012

Bagus Kuning

Bagus Kuning

Daerah ini terletak di Kecamatan Seberang Ulu II tepatnya di Kompleks Bagus Kuning Plaju yang merupakan Makam Ratu Bagus Kuning dan sampai saat ini masih dikeramatkan karena menurut legenda Ratu Bagus Kuning orang yang sakti dan sebagai penyambung risalah Rasulullah melalui para wali untuk menyebarkan agama Islam di daerah yang dikuasainya yaitu Kawasan Batanghari Sembilan pada abad ke XVI. Beliau mempunyai pengikut atau penghulu sebanyak 11 orang, yaitu:

1. Penghulu Gede

2. Datuk Buyung

3. Kuncung Emas

4. Panglima Bisu

5. Panglima Api6. Syekh Ali Akbar

7. Syekh Maulana Malik Ibrahim

8. Syekh Idrus

9. Putri Kembang Dadar

10. Putri Rambut Selako

11. Bujang Juaro

Ratu Bagus Kuning hingga akhir hayatnya tidak pernah menikah dan tidak pernah haid (tetap suci), selain itu kita dapat melihat monyet/kera jinak yang menurut cerita keturunan siluman kera yang pada waktu bertanding dengan Ratu Bagus Kuning mengalami kekalahan sehingga siluman kera bersumpah keturunannya akan menjadi pengikut setia Ratu Bagus Kuning. Hingga saat ini kera-kera tersebut ada dan jumlahnya tetap tidak kelihatan bertambah.

Bagus Kuning

Tarian Daerah Sumatera Selatan

Tari Gending Sriwijaya
Tari ini ditampilkan secara khusus untuk menyambut tamu-tamu agung seperti Kepala Negara, Duta Besar dan tamu-tamu agung lainnya. Tari Gending Sriwijaya hampir sama dengan tari Tanggai, perbedaannya terletak pada penggunaan tari, jumlah penari dan perlengkapan busana yang dipakai.

Penari Gending Sriwijaya seluruhnya 13 orang terdiri dari:

1. Satu orang penari utama pembawa tepak (tepak kapur sirih)

2. Dua orang penari pembawa paridon (perlengkapan tepak)

3. Enam orang penari pendamping (tiga dikanan dan tiga dikiri)

4. Satu orang pembawa payung kebesaran

5. Satu orang penyanyi Gending Sriwijaya

6. Dua orang pembawa Tombak

Tari Tanggai
Tari Tanggai dibawakan pada saat menyambut tamu-tamu resmi atau dalam acara pernikahan. Umumnya tari ini dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kain songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urai atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang dan tanggai ini berbentuk kuku dan terbuat dari lempengan tembaga.

Tari Tenun Songket
Tari ini menggambarkan kegiatan remaja putri khususnya dan para ibu rumah tangga di Palembang pada umumnya memanfaatkan waktu luang dengan menenun songket.

Tari Rodat Cempako
Tari ini merupakan tari rakyat bernafaskan Islam. Gerak dasar tari ini diambil dari negara asalnya Timur Tengah, seperti halnya dengan Dana Japin dan Tari Rodat Cempako sangat dinamis dan lincah.

Tari Mejeng Besuko
Tari ini melukiskan kesukariaan para remaja dalam suatu pertemuan mereka. Mereka bersenda gurau mengajuk hati lawan jenisnya. Bahkan tidak jarang diantara mereka ada yang jatuh hati dan menemukan jodohnya melalui pertemuan seperti ini.

Tari Madik (Nindai)
Masyarakt Palembang mempunyai kebiasaan apabila akan memilih calon, orang tua pria terlebih dahulu datang ke rumah seorang wanita dengan maksud melihat dan menilai (madik dan niindai) gadis yang dimaksud. Hal yang dinilai atau ditandai itu, antara lain kepribadiannya serta kehidupan keluarganya sehari-hari. Dengan penindaian itu diharapkan bahwa apabila si gadis dijadikan menantu dia tidak akan mengecewakan dan kehidupan mereka akan berjalan langgeng sesuai dengan harapan pihak keluarga mempelai pria.