Ilustrasi Wayang Tiongkok (LEMABANG 2008 Image).
PALEMBANG -- Keberadaa kesenian tradisional makin memprihatikan saja. Teknologi yang kian berkembang membuat life style dan minat masyarakat bergeser. Patokannya ke budaya-budaya yang lebih modern. Akibatnya seni budaya tradisional pun terabaikan.
Pengurus Grup Wayang Tiongkok Sam Kau Bun Gei Siah, Acit, mengakui demikian. "Pertunjukan wayang orang asal Tiongkok ini sudah jarang sekali. Padahal wayang tersebut sangat menarik dan punya makna kehidupan di setiap ceritanya," ujar Acit kepada koran ini, kemarin (14/12).
Saat ini grup wayang Tiongkok yang ada di Palembang hanya ada dua grup. "Padahal warga keturunan Tiongkok di Palembang sendiri telah mencapai ribuan, namun kebanyakan yang menyukai kesenian ini kalangan orang tua," ujarnya.
Oleh karena itu, untuk menarik dan mengajak kalangan muda menonton wayang orang, pada setiap penampilan, pihaknya akan membuat cerita wayang yang mengisahkan percintaan anak muda. "Penggemar wayang Tiongkok ini mayoritas kalangan orang tua yang rindu masa kecil, temanya kita sesuaikan dengan kegemaran penonton. Kia selingi dengan tema anak muda agar menarik minat kalangan muda Tionghoa," katanya.
Dia menjelaskan, Sam Bun Gei Siah sendiri merupakan perkumpulan grup wayang Tiongkok yang eksistensinya sudah sangat jarang tampil dalam sebuah kesempatan, bahkan di kalangan generasi muda Tionghoa sendiri banyak yang tidak mengenal lagi kesenian tradisional ini.
Beum lama ini, lanjut dia, grup wayang Sam Kau Bun Siah sempat menampilkan pertunjukan wayang orang di Kelenteng Liong Toh Kiong, Jl Dr M Isa. "Saat HUT Dewa, grup wayang kita biasanya dilibatkan pementasan kesenian untuk menghibur umat yang memperingati HUT Dewa," tuturnya.
Selain hiburan, juga sebagai upaya pelestarian dari pengurus Kelentang. Saroni, Ketua Kelenteng Liong Toh Kiong mengungkapkan, pada saat perayaan HUT Dewa, pihaknya sengaja memberikan hiburan wayang Tiongkok kepada para warga keturunan Tiognhoa yang datang ke kelenteng.
"Wayang Tiongkok sudah jarang sekali kita temui. Tidak semua kelenteng menampilkan wayang. Tapi kita ingin ikut melestarikannya agar tidak punah," ungkap dia. Selain itu agar generasi muda mengenal dan ikut berupaya melestarikan kebudayaan leluhur tersebut.
Pertunjukkan wayang Tiongkok menampilkan cerita-cerita tentang leluhur warga keturunan Tionghoa. Kebanyakan menampilkan cerita klasik berdasarkan penuturan para tetua atau didongengkan dari ibu ke anak. (ce15/ce1)
Sumatera Ekspres, Sabtu, 15 Desember 2012