Kamis, 03 Januari 2013

Metode Pembelajaran Modern PAI

Metode Pembelajaran Modern PAI

Oleh: Khoirawati
------------------------------
Guru SMKN 1 Kota Pagaralam Sumsel dan Kandidat Doktor dalam Bidang Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *


Pengetahuan itu bak alam tak bertepi. Semua orang bisa mendapatkan pengetahuan di mana pun dia berada, misalnya siswa yang sedang menempuh pendidikannya di sekolah menengah kejuruan. Salah satu matapelajaran di sekolah menengah kejuruan adalah Pendidikan Agama Islam (PAI). PAI mempunyai peranan yang sangat siknifikan dalam pembentukan moral, akhlak dan etika siswa.

* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *



Pendidikan agama memilki posisi sangat strategis dalam sistem perundang-undangan guna terwujudnya manusia Indonesia yang beriman, dan berakhlak mulia.

Secara mendasar, menurut UUD 1945 pasal 31 ayat (3) disebutkan bahwa "pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan UU."

Sejalan dengan itu, tujuan yang dirumuskan dalam rangka penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam adalah untuk mengembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia. Tugas mulia itu menjadi tanggung jawab lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya sekolah menengah kejuruan (SMK).

Seperti dituangkan dalam permendiknas No 22/2006 tentan "Standar Isi". Salah satunya berisi materi PAI tentang sejarah perkembangan Islam di Dunia yang diperoleh melalui proses pembelajaran berupa proses interaksi antara siswa dan sumber belajar untuk mencapai perubahan tingkah laku tertentu.

Sumber belajar itu dapat bersumber dari guru atau media pembelajaran, sedangkan perubahan perilaku dapat berbentuk penambahan pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap perilaku siswa.

Salah satu subsistem dalam pembaelajaran di kelas adalah ketersediaan bahan pembelajaran dan metode pembelajaran. Bahan pelajaran adalah bahan tercetak dan bahan non-tercetak yang tersusun sistematis yang di dalamnya terdapat materi informasi pembelajaran.

Materi ini diharapakan dapat membantu siswa/guru dalam mencapai tujuan pembelajaran sesuai standar kompetensi yang sudah ditetapkan pemerintah. Di dalamnya terdapat materi atau informasi pembelajaran yang disajikan secara sistematik berdasarkan prinsip belajar dan pembelajaran.

Selain buku atau bahan tercetak, bahan pembelajaran dapat berupa CD pembelajaran, materi online, materi siaran televisi, materi siaran radio, atau bahkan kombinasi dari berbagai bentuk bahan materi tersebut.

Bila dilihat dari cara penyajian isinya, bahan pembelajaran dapat menggunakan metode atau pendekatan tertentu. Nah, yang dimaksud dengan metode pembelajaran adalah cara guru dalam menyampaikan materi pembelajarannya. Namun sayangnya bahan pembelajaran buku teks untuk SMK, terutama untuk matapelajaran PAI masih terbatas. Keterbatasan ini bukan hanya dari sisi jumlah tetapi juga dari aspek kualitas yang belum memenuhi standar.

Bahkan meteri sejarah perkembangan Islam di dunia yang merupakan bagian dari isi buku teks PAI (kelas XII) ternyata masih berada pada urutan terakhir di dalam buku teks. Akibatnya materi PAI seringkali terabaikan. Hal ini disebabkan materinya yang cukup banyak dan waktu untuk mempelajarinya yang terbatas hingga akhir semester.

Berdasarkan pengalaman penulis, pengemasan guru dalam menyampaikan materi belum membawa siswa ke arah pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan. Untuk itu guru harus kaya dengan metode mengajar yang bervariasi dari waktu ke waktu. Tujuannya agar siswa tidak merasa bosan dan siswa bisa aktif, kreatif dan senang selama mengikuti pelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Metode pembelajaran atau metode mengajar acapkali disebut juga sebagai pendekatan pembelajaran atau model pembelajaran, dengan makna yang hampir sama. Sebagian pakar mengartikan pendekatan tersebut sebagai gabungan dari beberapa metode, sedangkan model pembelajaran lebih luas dari keduanya karena mencakup pula langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran.

Langkah-langkah tersebut dikenal dengan istilah sintaks. Metode pembelajaran lama akan menyebabkan kejenuhan belajar bagi siswa, penggunaan waktu belajar yang tidak efektif dan sulitnya menerapkan konsep-konsep ilmu dan pengetahuan kepada siswa menyebabkan kurang tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal. Oleh karena itu penulis memperkenalkan sebuah metode pembelajaran modern yaitu metode transaksi informasi untuk PAI pada aspek sejarah, contohnya sejarah perkembangan Islam di dunia.

Transaksi informasi yang dimaksud di sini adalah strategi mengajar dengan menggunakan trik atau taktik mengajar yang mengondisikan suasana belajar di ruang kelas, seperti pasar yang di dalammnya terdapat perdagangan informasi. Informasi yang menjadi bahan transaksi adalah materi Pendidikan Agama Islam pada aspek Sejarah Perkembangan Islam di Dunia.

Sintaks (langkah-langkah/tahap) dalam metode transaksi informasi ini adalah:

Tahap 1 persiapan; yaitu menyediakan data: Pada tahap ini siswa diminta untuk menyiapkan segala kebutuhan yang menyangkut materi pembelajaran. Seperti; menyiapkan materi yang akan dipelajari, menyiapkan segala atribut yang diperlukan untuk berlangsungnya kegiatan belajar, dan guru mengarahkan siswa untuk menata meja menjadi stand-stand atau mengkondisikan kelas menjadi seperti pasar.

Tahap 2 kegiatan awal; Berdoa, appersepsi, dan motivasi. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah guru membuka kegiatan pembelajaran, guru menunjukkan kepada siswa tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guru menampilkan tes.

Tahap 3 kegiatan inti 1: Menata Stand. Kegiatan inti 1 meliputi; guru membagi siswa menjadi 5 kelompok, jika siswa berjumlah 20 orang, maka masing-masing kartu tertulis 20 nama negara. Tiap kelompok menuliskan mana kelompoknya menjadi nama stand. Tiap kelompok mengubah materinya masing-masing ke dalam tampilan visual.

Kelompok dianjurkan menggunakan sebanyak mungkin angka, diagram, simbol, gambar, grafik, kartun, sketsa dan huruf inisial, tetapi tidak lebih dari sepuluh kata.

Tahap 4 Kegiatan inti 2: Transaksi Informasi. Kegiatan inti 2 ini meliputi; guru memotivasi siswa agar masing-masing kelompok harus berhasil dalam tes pada akhir pembelajaran nanti. Dalam persiapan, tiap kelompok harus menentukan siapa salah satu anggotanya yang akan tinggal dan menjadi "penjaga stand."

Anggota lainnya pergi ke luar ke "pasar" untuk mengumpulkan informasi. Tahap 5 Kegiatan Inti 3: Konfirmasi. Kegiatan inti 3 meliputi; semua kembali ke home base. Mereka yang pergi ke pasar untuk meneliti informasi sekarang bergantian mengajarkan apa yang telah mereka ketahui.

Siswa dapat kembali untuk melihat poster atau mengajukan pertanyaan cepat untuk mengecek detail. Tahap 6 Kegiatan Inti 4: Evaluasi. Kegiata inti 4 meliputi; pelaksanaan tes yang dilakukan di bawah kondisi ujian, secara individu dan dengan tenang.

Tahap 7 Kegiatan Akhir; sebelum guru membahas tes, siswa diajak relaksasi dengan bernyanyi bersama-sama dengan guru. Akhirnya, guru membahas tes, dengan memperhatikan pertanyaan yang pada umumnya dianggap sulit oleh kelompok.

Untuk tiap pertanyaan sulit ini guru minta sukarelawan mencoba menjawabnya. Kemudian, sebagai usaha terakhir, guru mengajar. Guru mengajar dengan menggunakan alat bantu pembelajaran. Dengan cara ini celah diisi lubang disumbat. Kemudian diakhir pembelajaran guru mengajak siswa untuk mendengarkan sebuah kisah/cerita.

Metode pembelajaran atau metode mengajar ini didesain dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga materi yang ada di dalamnya ertata secara sistematik, seperti sistematika kegiatan orang yang yang sedang mengajar. Metode transaksi informasi ini dikembangkan dalam rangka memicu daya pikir siswa SMK untuk mengembangkan kreativitasnya.

Antara lain, siswa diarahkan untuk membuat atribut-atribut pembelajaran seperti menggambar peta benua 5 benua, membuat simbol-simbol tahun sejarah perkembangan Islam di dunia, gambar tokoh Islam gambar masjid, membuat miniatur, membuat frame dari kayu atau bambu, dan masih banyak lagi atribut lain yang bisa mengembangkan daya pikir mereka.

Metode transaksi informasi ini juga memerlukan tata ruang khusus, yaitu kelas yang ditata seperti layaknya pasar. Partikular (elemen) yang terdapat di dalam aktivitas ini transaksi informasi ini adalah kerja individu, kerja kelompok, bergerak, berbicara, mendengarkan, membaca, menulis dan melihat.

Dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa Indonesia dalam segala bidang, khususnya mutu pendidikan dan pengembangan potensi sumber daya seperti program yang dicanangkan. Beasiswa Unggulan Tingkat Nasional dan Internasional sejak tahun 2006. Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional, maka perlu diciptakan metode pembelajaran ini dan melalui program penelitian sekaligus dikembangkan bahan pembelajaran berbasiskan metode tersebut. Penelitian dan pengembangan (research and development) tersebut akan dilakukan melalui dukungan Beasiswa Unggulan (BU) Tingkat Nasional. (*/ce3)

Sumatera Ekspres, Senin, 24 Desember 2012

0 komentar:

Posting Komentar