Turun 14 Persen, Dominan Human Erorr
Kecelakaan arus mudik-balik Lebaran 2014 diklaim turun 14 persen. Tapi ini masih menjadi persoalan. Sebab, satu nyawa saja melayang di jalan, itu masalah besar. Butuh kesadaran bersama akan pentingnya keselamatan berlalu lintas. Satu sisi, pemerintah juga harus siap baik dari infrastruktur hingga armada angkutan.
_________________________________________
Puncak arus balik diprediksi akan terjadi besok (hari ini, red) atau H+4 Lebaran. Jumlah pemudik diprediksi akan terus meningkat hingga Minggu 3 Agustus. Dengan tingginya intensitas kendaraan yang melintas, tentunya harus diimbangi dengan kewaspadaan para pemudik.
Pada mudik Lebaran 2014 kasus kecelakaan diklaim menurun 14 persen dibanding 2013 lalu. Namun, hars diingat, jika saat ini masih dalam proses arus balik. Tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan jumlah kecelakaan hingga H+7 Lebaran nanti.
Kementerian Perhubungan sendiri merilis data terbaru ju,lah kecelakaan selama musim mudik Lebara. Hingga H+2 atau tanggal 31 Juli lalu, total ada 2.003 kejadian yang menimbulkan korban jiwa hingga 429 orang.
Dari total 2.003 kejadian kecelakaan itu direkapitulasi sejak H-6 Lebaran secara nasional. Selain 429 orang neinggal dunia, ada juga 541 orang luka berat, dan 2.595 luka ringan. Angka di atas jumlahnya berkurang cukup dratis bila dibanding dengan tahun lalu.
Di hari yang sama, tahun lalu tercatat ada 2.337 kejadian dengan jumlah korban tewas mencapai angka 518 orang dan luka berat 848 orang, serta luka ringan 3.087 orang. Kemenhub juga menyampaikan pantauan volume lalu lintas di ruas jalan arus mudik hingga pukul 08.00 WIB kemarin. Laporan sementara secara umum, situasi lalu lintas masih lancar.
Dari sekian jumlah pemuci kecelakaan, ternyata salah satunya didominan faktor manusia atau human erorr. Manusia dalam hal ini pemudik yang mengalami kecelakaan karena ketidaksiapan fisik. Mereka pada hari sebelum keberangkatan dalam kondisi tubuh tidak prima. Angka kecelakaan paling tinggi yaitu pemudik dengan kendaraan pribadi yang mengemudi dalam keadaan lelah, mengantuk. Selain itu juga sopir kendaraan umum menjadi penyebab kecelakaan mudik disebabkan memaksakan tubuh tidak fit untuk tetap menyopir tanpa ada sopir pengganti.
Untuk diketahui, kasus kecelakaan pesepeda motor tahun lalu masih cukup tinggi selama mudik Lebaran. Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susanto menyebut, data Korlantas Mabes Polri saat arus mudik 2013, yakni H-7, H1, H2 dan H+7, keterlibatan sepeda motor dalam kecelakaan mencapai 71 persen.
Angka itu setara dengan 163 kasus per hari, sedangkan korban tewas dari pesepeda motor mencapai sekitar 21 jiwa per hari. Karenanya pemerintah mengimbau agar pemudik yang menggunakan sepeda motor selalu waspada.
"Kami mengajak pemudik lebih waspada. Ada lima aspek utama dalam mengatasi permasalahan mudik," ujar Bambang. Kelima aspek itu, lanjutnya, mencakup keamanan, keselamatan, keterjangkauan, dan kultural. Di antara kelima aspek tersebut, aspek keamanan dan keselamatan merupakan faktor vital yang wajib diwaspadai ketika mudik.
Kemenhub, tahun ini telah berupaya mengurangi jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor agar beralih menggunakan transportasi umum. Seperti menyediakan angkutan gratis sepeda motor bagi pemudik, menambah tiket KA.
"Secara umum, upaya-upaya yang telah dilakukan untuk menekan kecelakaan antara lain penerapan sepeda motor di jalur lambat, pembuatan jaur khusus sepeda motor, ruang henti khusus sepeda motor. Upaya-upaya untuk memperkecil terjadiannya kecelakaan terus kita lakukan," tandasnya.
Sementara Relawan Road Safety Association (RSA) Indonesia mengajak masyarakat untuk peduli atas keselamatan berlalu lintas khususnya saat mudik Lebaran. Begitu juga saat balik. Karena, keselamatan berlalu lintas pada dasar tergantung pada bagaimana pengemudi dapat mentaati peraturan saat di jalan raya.
Hal itu karena persoalan yang kerap muncul dalam dalam pelaksanaan mudik Lebaran adalah kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. "Bagi kami, satu nyawa saja melayang di jalan merupakan masalah besar. Karena itu, kami tidak bosan melakukan sosialisasi, edukasi, dan advokasi untuk menciptakan lalu lintas jalan yang aman, nyaman, dan selamat," kata Ketua Umum RSA Indonesia Edo Rusyanto.
Dia mengatakan pada 2013, selama arus mudik dan balik Lebaran setiap hari rata-rata 230 kasus kecelakaan dan merenggut 50 jiwa per hari. Menurut dia, meskipun angka-angka itu menurun jika dibandingkan dengan periode sama setahun sebelumnya, bagi RSA Indonesia peristiwa itu merupakan persoalan besar.
Menurut Edo, salah satu cara mengajak publik lebih peduli masalah keselamatan berlalu lintas jalan adalah lewat kegiatan seperti aksi simpatik. "Pilihan aksi simpatik di tiga titik Pangkaan Jati karena merupakan kawasan paling ramai di pintu keluar Jakarta menuju pantai utara (Pantura)Jawa," ujarnya.
Menurut dia, selain spanduk berisi pesan ajakan keselamatan jalan, relawan juga membagikan selebaran dengan isi yang serupa dan peta jalur mudik terbaru edisi tahun 2014. Aksi simpatik kali ini diikuti relawan RSA Indonesia dari berbagai latar belakang seperti mahasiswa, pekerja swasta, hingga wiraswastawan.
Sementara Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkomminfo) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengklaim arus mudik dan arus balik Lebaran tahun ini di wilayahnya melalui jalr darat, laut dan udara berjalan lancar.
Walaupun kemacetan terjadi di beberapa ruas jalan darat, hal itu dinilai akibat membludaknya volume kendaraan. Beberapa titik kemacetan didominasi di lokasi yang terdapat pasar tumpah di jalur yang dilewati.
"Ya kemacetan jalur darat sering terjadi di lokasi pasar tumpah seperti di wilayah Prabumulih, tapi kondisinya dinilai masih wajar, yang penting tidak terjadi kemacetan total," ujar Musni Wijaya, kepala Dishubkominfo Sumsel, kemarin (1/8).
Dijelaskannya, arus balik di Sumsel juga tidak ada hambatan, dan semua moda transportasi, baik pesawat udara, kereta api, bus AKAP yang mengangkut para pemudik lebaran berjalan cukup lancar.
Untuk tren arus mudik Lebaran tahun ini, kata Musni, Justru masyarakat Sumsel lebih banyak menggunakan moda transportasi udara lewat pesawat terbang. "Kalau pemudik yang menggunakan sepeda motor tidak terlalu ramai, mungkin karena di wilayah Sumatera beda dengan di Jawa yang kebanyakan menggunakan motor," ucapnya. Beda dengan arus mudik, arus balik justru lebih banyak didominasi menggunakan angkutan penyeberangan feri di Pelabuhan Tanjung Api-Api (TAA). (rel/cj9/roz/asa/ce1)
Masih dalam suasana arus balik Lebaran, insiden kecelakaan merenggut korban jiwa terjadi di jalan lintas timur Palembang--Jambi tepatnya di Km 23, Desa Rejodadi, Kecamatan Sembawa, Kabupaten Banyuasin, kemarin (1/8), sekitar pukul 11.00 WIB.
Dalam peristiwa tersebut pengemudi mobil Xenia, Ismet Hendrichayani (50), warga Surabaya Tewas. Sementara tiga penumpang lainnya luka-luka. Kecelakaan adu kambing antara mobil Xenia nopol B 1423 UOH yang dikendarai Ismet dan truk Isuzu nopol BG 8620 JB, dikemudian Ieawan (32), warga Kecamatan Sembawa, Banyuasin.
Kapolres Banyuasin AKBP Ahmad Iksan SIK, melalui Kasat Lantas AKP Sukamto didampingi Katim Laka Brigpol Robby, mengatakan, dugaan sementara penyebab kecelakaan karena sopir Xenia mengantuk sehingga tidak mampu mengendalikan kendaraannya. (qda/asa/ce1).
Pengemudi Diimbau Tetap Waspada
Setelah mudik Lebaran, masyarakat akan balik. Namun arus balik kali ini tidak terlihat begitu mencolok dibanding Lebaran sebelumnya. "Trafik kendaraan yang melintas memang terjadi peningkatan, tetapi tidak terlalu signifikan dibanding kondisi normal," ujar Dirlantas Polda Sumsel Kombes Pol Suharsono, kemarin.
Pihaknya memprediksi lonjakan arus mudik akan kembali terjadi besok (hari ini, red). itu karena masyarakat sudah mulai masuk kerja Senin nanti. "Prediksi kami arus mudik akan berakhir besok (hari ini, red)," ungkapnya.
Oleh karena itu pihaknya mengimbau, agar pengendara lebih berhati-hati untuk melintas karena dikhawatirkan jalanan akan ramai. "Kami imbau masyarakat bagi yang membawa kendaraan sendiri untuk memastikan kendaraan. Cek terlebih dahulu kendaraan sebelum mengendara," tuturnya.
Pastikan kondisi tubuh fit, dan jangan begadang sebelum mengendara karena akan menyebabkan kantuk sehingga membahayakan keselamatan. "Berhentilah di pos-pos yang telah disediakan jka terasa lelah. Beristirahatlah dan minumlah obat jika merasa sakit. Karena di pos tersebut kami menyediakan obat-obatan," tuturnya.
Kemudian, cek kendaraan secara berkala dalam perjalanan. Jika khawatir ada kerusakan berhentilah di bengkel terdekat untuk melakukan perawatan jangan sampai memaksakan kendaraan untuk terus melaju. Sebab, sepanjang jalan mudik banyak terdapat bengkel-bengkel siaga.
Terpenting kata Suharsono, jangan lupa memanjatkan doa sebelum berkendaraan. Karena atas kehendak-Nya, Insya Allah diberi keselamatan hingga tujuan. "Berdoalah sebelum mengemudi karena tanpa doa dan pertolongan-Nya, kita manusia bukan apa-apa," imbuhnya.
Dengan demikian pihaknya optimis tingkat kecelakaan dapat diminimalisir. Pihaknya mencatat selama arus mudik dan balik Lebaran 2014 tingkat kecelakaan mengalami penurunan hingga 50 persen dibanding periode 2013 lalu. "Secara kuantitatif tingkat kecelakaan turun. Tetapi secara kualitatif angka kecelakaan masih sama. Hal ini tergantung pada kesadaran pengendara," tukasnya.
Dikatakan, hingga hari ini (kemarin, red) angka kecelakaan arus mudik dan balik memcapai 29 insiden. Menurun dibandingkan tahun 2013 sebanyak 62 kejadian. Untuk hari ini, lanjutnya, jalur lintas di Inderalaya masih terlihat normal dan tidak mengalami penumpukan kendaraan. Walau demikian pihaknya tetap mngerahkan petugas untuk tetap berjaga. (qda/asa/ce1)
0 komentar:
Posting Komentar