PALEMBANG -- Menjelak perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa mulai mempercantik kediamannya dengan memasang aneka pernak-pernik Imlek seperti lampion merah, bunga persik, dupa bahkan mercon. Pernak-pernik tersebut ternyata bukan hanya simbol, tapi mempunyai makna tertentu.
Ahli fengsui asal Sumsel, Candra Wijaya Pasadenah mengatakan, lampion merah merupakan lampu yang terbuat dari kertas berwarna merah menyala melambangkan bahagia dan meriah. "Bukan hanya sebagai simbol namun bentuknya yang cantik dan unik membuat suasana Imlek semakin meriah," ujarnya.
Sedangkan bunga persik (meihua) yang merupakan buah khas dari Negeri Tirai Bambu melambangkan keteguhan dan ketahanan terhadap ujian bagi warga Tiognhoa. "Bunga teratai air ini bisa juga dimanfaatkan untuk menambah cantiknya suasana di Hari Raya Imlek," terangnya.
Selain itu, bunga persik dipercaya juga membuang nasib sial yang akan datang di tahun selanjutnya. Pernak-pernik yang juga biasa ada saat Imlek adalah bambu yang melambangkan keselamatan dan rendah hati.
"Untuk lebih memeriahkan perayaan Imlek, warga Tionghoa juga menggunakan mercon karena dipercaya melambangkan bahwa di tahun mendatang akan ada yang meledak rezekinya," jelas Candra. Kemudian ada dupa sebagai peralatan sembahyang kepada dewa-dewa yang disembah. Dikatakan, dupa atau yang biasa disebut hio sebenarnya adalah medium unutk melakukan ssembahyang atau bagian dari peralatan sembahyang, tidak mempunyai arti khusus dan makna khusus di dalamnya.
"hio digunakan karena simbolisasi juga, karena asapnya membumbung ke atas dan disimbolkan sebagai satu macam pendekatan dengan dewa-dewa di atas sana," urai dia. Untuk menaknainya, hio yang wangi yakni sebagai penyucian batin dan lingkungan. (wia/vin/ce2)
Sumatera Ekspres, Sabtu, 4 Januari 2013
0 komentar:
Posting Komentar