Kamis, 30 Januari 2014

Tata Ulang BKB Jadi Pusat Kebudayaan

Bergaya Arsitektur Hybrid



Tata Ulang BKB Jadi Pusat Kebudayaan
Indah: Pemandangan kawasan Benteng Kuto Besak (BKB) di waktu malam. Bukti sejarah ini harus dilestarikan karena merupakan salah satu ikon Kota Palembang

PALEMBANG --- Wacana restorasi kawasan Benteng Kuto Besak (BKB) kembali dibahas. Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, mengadakan pertemuan tertutup dengan konsultan perencanaan PT Agro Lima Semarang yang menyusun detail engineering design (DED) pengembangan BKB. Usai pertemuan tersebut, Andi Siswanto, Direktur PT Agro Lima Semarang mengatakan, berdasarkan rencana yang mereka rumuskan, BKB akan ditata ulang menggunakan gaya arsitektur hybrid. Aplikasinya menggunakan konsep adoptive re-use terhadap bangunan asli di sana, sesuai dengan program tata ruang yang sudah disusun.

Di sana, nantinya akan terdapat museum diorama, open air museum, open teater, sekolah dan laboratorium, studio seni, pertunjukan dan teatrikal, home stay, art and craft shop, serta gedung serba guna.

"Museumnya akan berkonsep city history, dimana semua kebudayaan Palembang yang multietnis akan masuk ke sana. Dengan begitu, pengunjung dapat mengetahui lebih luas mengenai kebudayaan Palembang," tutur Andi.

"BKB akan dikembalikan lagi fungsinya sesuai dengan konsep semula sehingga menjadi potensi wisata yang menarik," ujarnya.

Tim persiapan restorasi BKB, H Toni Panggarbesi menyatakan, DED yang disusun akan menjadi sebuah patokan untuk membenahi kawasan BKB. "Butuh dana yang sangat besar untuk melakukan ini. Tidak hanya dari APBD, tapi juga harus melibatkan APBN ataupun corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan," bebernya.

Pemerintah daerah (Pemda) akan menyiapkan pengganti kantor dan akademi perawat (Akper) Kesdam serta RS AK Gani yang selama ini berada di sana. Diakuinya, butuh proses panjang untuk melakukan itu. Rencana restorasi ini akan menjadi pembicaraan antara gubernur dan Wali Kota Palembang, dan Pangdam II/Sriwijaya. "Kami pastikan ini baru perencanaan semata," cetusnya.

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin menuturkan, restorasi dinilai perlu untuk membenahi kawasan pinggiran Sungai Musi. "Masalahnya sekarang, bagaimana mengimplementasikan rencana ini. Kita semua tahu, di kawasan BKB, bangunannya ada yang sudah dijadikan rumah sakit, akper, dan kantor TNI AD," ucapnya.

Langkah pertama harus dilakukan adalah memindahkan beberapa aset tersebut. Untuk itu, harus dibuat kesepakatan bersama. (rip/ce4)

Harus Lestarikan Cagar Budaya
Panglima Kodam II/Sriwijaya, Mayor Jenderal TNI Bambang Waluyo mengatakan, belum ada (koordinasi) terkait wacana restorasi BKB tersebut. "Saya bersyukur ada Kesdam di BKB. (Keberadaannya) sekaligus melestarikan BKB sebagai peninggalan sejarah bansa," ujarnya.

Menurutnya, pembangunan apa pun bentuknya harus memperhatikan cagar budaya dan lingkungan hidup. "Jangan hanya berpikir untuk mendapatkan keuntungan belaka. Kita harus melestarikan sejarah dan cagar budaya," tukasnya. (cj8/ce4)

Sumatera Ekspres, Rabu, 29 Januari 2014

0 komentar:

Posting Komentar